Article Detail

BERSIKAP POSITIVE TEORI TABULA RASA

Bersikap positif – berawal dari keberanian kita memandang dengan  cara yang  “berbeda”

 Watch your thought for they become words

Watch your words for they become actions

Watch your actions for they become habits

Watch your habits for they become character

Watch your character for it becomes your destiny

 Anak bagaikan selembar kertas putih (John Locke, teori Tabula Rasa)

  • Jika ia dibesarkan dengan KATA CELAAN, ia akan mempunyai banyak perbendaharaan kata celaan.
  • Jika ia dibesarkan dengan PUJIAN yg proporsional ia akan hanya mempunyai perbendaharaan kata positif dalam benaknya, sehingga mau tidak mau hanya kalimat itu yang dia katakan.

 Contoh bersikap positif

  1. Tidak me’label’ anak.
  2. Hilangkan kata :

“Kamu kok Nakal”

“ Kamu anak Bandel”

“Dasar pembohong”

  1. Tidak me’label’ orang lain. Misal     Guru, dokter, polisi, kakek, nenek, ayah, ibu, paman,dll. Misalnya dgn mengatakan :Ayo makan. Kalau tidak makan, nanti nenek marah, lho. Akibatnya :Anak makin cinta dengan nenek, Anak takut kepada nenek
  2. Lebih baik kita mengatakan : Apa yang kita harapkan terhadap anak.
  3. Misalnya : Be nice at school, Be gently with the book, Let’s finish your meal
  4. Untuk hal-hal yang berbahaya, langsung katakan ‘STOP”

Misalnya :Stop main pisau ! Stop main korek api ! (lalu katakan akibatnya)

  1. Untuk hal-hal yang lain, misal kita ingin melarang anak, kita bisa mengatakan apa akibat perilakunya (secara bertahap),Pilih waktu yang tepat, Fokus ke tujuan

Jangan meluas ke kesalahan yang lain.

  1. Tidak memotong aspirasi anak, Tidak menakut-nakuti anak dgn (hantu/setan)
  2. Bila memberikan pilihan pada anak, tepatilah. Mau pakai baju biru atau putih ?
  3. Bila anak sudah memilih bajunya, maka turutilah kemauannya. Bila kita ingin anak memakai baju biru, maka langsung saja katakan :“untuk acara ini kamu pakai yang biru saja ya, kamu terlihat cantik dan segar dalam baju biru”.Memberi kesempatan anak untuk memilih, padahal sesungguhnya tak ada pilihan baginya, akan membuat anak kecewa.
  4. Tidak membanding-bandingkan / mempermalukan anak,Ayo masa gambar saja tak bisa, yang lain bias, Kamu selalu tidak menurut mama, tidak seperti adikmu.

Teman-teman, jawaban Doni benar/salah ?, Lebih baik tumbuhkan kebersamaan. (gunakan ‘kita’).

Hati-hati dengan istilah ‘selalu’.

  1. Memberi batasan yang jelas; Makan permen jangan banyak-banyak, Boleh istirahat sebentar saja, Nanti kalau kamu besar baru boleh.
  2. Tidak mempermalukan ; membandingkan anak

Teman-teman jawaban William benar atau salah ?

Jadi anak baik ya di sekolah….. Jangan ngompol lagi kayak kemarin …(oh no!)

yo… coba kita lihat sama-sama, siapa yang di kelas ini pakai sepatu terbalik ?

Lebih baik katakan …………………………

  1. Tidak menimpakan kesalahan pada ‘pihak’ lain, Misalnya : anak jatuh karena ia terpeleset ketika lari, lalu ortu  memukul lantainya atau menyalahkan baby sitter .
  2. Selalu menyemangati, memberi pujian yg tulus, I’m proud of you, You’re the best

Hebat sudah bisa pakai sandal sendiri, ayo ibu bantu cari pasangannya yg tepat

Wah pinter sudah bisa pakai kaos sendiri, sekarang kita balik ya, biar gambarnya kelihatan.

 Tips Memberikan PUJIAN.

  1. Pujian tidak selalu berbentuk hadiah/barang.
  2. Pujian diberikan pada perilaku yang memang patut dipuji dan benar.
  3. Bukan pujian kosong. Misalnya : ya..bagus (tapi tidak menoleh pada anak)

 Always use the Magic Words : Please & thank you

 

Red. LD. Ramayani

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment